Barapan
kebo atau balapan kerbau dalam bahasa Indonesianya. Merupakan olahraga
tradisional masyarakat Sumbawa yang hampir mirip dengan karapan sapi
yang ada di Madura, namun bedanya barapan kebo menggunakan kerbau sebagai
pemain utamanya, dan bedanya lagi karapan sapi dilakukan di lapangan
kering sedangkan barapan kebo disawah yang digenangi air.
Awalnya
barapan kebo muncul saat masyarakat Tana Samawa (kabupaten Sumbawa)
yang didominasi oleh kaum petani, menggunakan tenanga kerbau untuk
membajak sawah saat musim tanam padi tiba. Disaat lelah dan jenuh
setelah bekerja disawah, timbullah ide untuk menjadikan kerbau-kerbau
tersebut sebagai hiburan sebagai wujud kegembiraan.
Sampai
saat ini tradisi tersebut dilaksanakan dan menjadi kegiatan rutin
setiap musim tanam tiba, yang kita kenal saat ini dengan barapan kebo.
Mungkin orang yang baru pertama kali menyaksikan barapan kebo akan bertanya, kenapa sih dalam barapan kebo yang balapan hanya ada satu orang yang mengendalikan sepasang kerbau di tengah arena? Tidak sesuai dengan namanya balapan kerbau.
Jadi peserta dalam barapan kebo bukan untuk saling adu cepat menuju garis finis. Melainkan berusaha untuk menjatuhkan saka’ (tongkat kayu) yang ditancapkan ditengah arena.
Satu persatu peserta akan mengendalikan kerbaunya dengan kecepatan tinggi untuk berusaha mengenai atau menjatuhkan saka’ tersebut. saat satu peserta memulai pertandingan, riuh ramai sorak penonton mulai terdengar, menjadikan suasana pertandingan sangat menyenangkan.
Kok mudah sih, cuma menjatuhkan saka’ (tongkat kayu) doang? Banyak dong yang menang!
Tidak juga, kebanyakan dari peserta tidak bisa mengenai saka’. Saka’ yang dipasang ditengah arena sudah diberi mantera oleh para sandro (dukun). Jadi ketika peserta mendekati saka’, kerbau akan berbelok tidak mengikuti arahan jokinya. Memang sulit dipercaya sih. Tetapi begitulah kepercaan masyarakat dan yang terjadi saat pertandingan. Penasaran? Gak percaya? Datang dong ke sumbawa!!!
Barapan kebo diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di wilayah kabupaten Sumbawa. Biasanya para peserta yang akan mengikuti barapan kebo harus mengikuti audisi 3-4 hari seblum perlombaan dimulai.
Dalam audisi tersebut kerbau akan dikelompokkan menurut umur serta tinggi kerbau. Nah, setelah kerbau yang akan mengikuti lomba sudah terkumpul, baru deh durasi pertandingan akan ditentukan dan disesuaikan dengan jumlah peserta yang lolos.
Kerbau yang digunakan dalam lomba adalah kerbau yang memang dirawat khusus untuk mengikuti perlombaan.
Kerbau yang akan berlomba terdiri dari satu pasang kerbau yang dipasangkan noga yaitu kayu penjepit yang dipasang pada leher kedua kerbau agar bersampingan, dan berfungsi sebgai alat kemudi. Dan sebagai tempat joki dipasang juga kareng yaitu tempat berdiri joki yang terbuat dari kayu berbentuk segitiga diantara kedua kerbau.
Para peserta mengikuti lomba bukan hanya karena hadiah semata, tetapi untuk meningkatkan gengsi dan harga jual kerbau, jika menjadi pemenang. Harga kerbau yang menjadi pemenang akan menjadi sangat mahal. coba deh saksikan langsung barapan kebo, dijamin seru!
Barapan kebo tidak hanya menjadi hiburan menarik dan unik saja. Tetapi menjadi tradisi yang harus kita jaga eksistensinya.
Kita sebagai orang Indonesia yang diwarisi suku, budaya dan bahasa yang beragam. patut merasa bangga. Karena itulah yang menjadi Identitas kita di mata dunia. Jadi, mari kita lestarikan budaya yang telah diwariskan untuk kita. Baik dengan cara menjaga, memelihara ataupun memperkenalkannya kepada masyarakat dunia.
Penulis : Trisana J Akbar
Penulis : Trisana J Akbar